Saat hamil, ada kalanya ibu ingin sekali makan makanan tertentu dan entah kenapa godaan ini sulit sekali untuk ditahan. Padahal wanita yang sedang hamil harus lebih memperhatikan nutrisi makanan yang dikonsumsi. Tak terkecuali asupan garam yang terkandung di dalamnya. Lantas berapa sih takaran garam yang aman untuk ibu hamil? Apakah berbeda dengan kebutuhan orang dewasa pada umumnya? Yuk, temukan jawabannya di sini!
Sebelum mencari tahu berapa takaran garam yang aman untuk dikonsumsi ibu hamil, Anda perlu memahami bahwa wanita yang sedang hamil tetap boleh bahkan membutuhkan garam untuk menjaga kesehatannya. Berikut ini adalah beberapa manfaat garam untuk ibu hamil.
Di dalam garam ada kandungan yodium yang sangat penting untuk mendukung perkembangan syaraf dan otak janin, terutama di trimester awal kehamilan.
Oleh karena itu, WHO merekomendasikan ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan yodium sebanyak 220 mcg per harinya. Salah satunya bisa didapatkan dari garam yang ditambahkan dalam masakan. Bisa juga didapatkan dari bahan makanan lainnya, seperti ikan, susu, dan telur.
Salah satu alasan ibu hamil membutuhkan asupan yodium yang lebih tinggi dari biasanya adalah untuk mencegah penyakit Kretinisme. Kretinisme adalah kelainan struktur otak yang bisa mengakibatkan penderitanya mengalami keterbelakangan mental.
Selain itu, kekurangan yodium selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko anak memiliki IQ lebih rendah serta akurasi membaca dan pemahaman yang lebih buruk.
Konsumsi garam dalam takaran yang aman bermanfaat untuk menurunkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, hingga cacat lahir bayi di dalam kandungan.
Selain itu, defisiensi garam selama kehamilan juga menyebabkan bayi rentan mengalami kelainan perkembangan dan fungsi psikomotor.
Meski harus membatasi jumlah yang dikonsumsi, kandungan yang ada di dalam garam juga ikut berperan dalam perkembangan janin di dalam kandungan.
Riset menemukan bahwa ibu hamil yang kekurangan yodium memiliki kandungan yang lebih lemah sehingga berpotensi mengalami keguguran (miscarriage) atau kematian bayi di dalam kandungan (stillbirth).
Tubuh tidak bisa memproduksi yodium sendiri. Oleh karena itu yodium harus dipenuhi dari asupan makanan atau minuman.
Yodium juga merupakan kunci dalam menyusui karena Anda akan meneruskan yodium ke bayi melalui ASI hingga nanti mereka sepenuhnya beralih ke makanan padat.
BACA JUGA: BUKAN HANYA ENAK, TAPI SUPERFOOD PUNYA SEGUDANG MANFAAT
Di masa kehamilan volume darah dan cairan dalam tubuh cenderung mengalami kenaikan. Di sini garam berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dan pH dalam tubuh.
Dalam jumlah yang normal, kandungan natrium dalam garam juga akan membantu transmisi impuls saraf dan fungsi otot.
Di awal kehamilan, banyak ibu hamil yang mengalami mual muntah (morning sickness) atau bahkan hiperemesis gravidarum.
Jika sudah begitu, Anda membutuhkan lebih banyak cairan dan elektrolit, termasuk natrium untuk mencegah dehidrasi.
Meski garam dibutuhkan dan memberi berbagai manfaat selama masa kehamilan, World Health Organization merekomendasikan batas konsumsi garam harian untuk ibu hamil adalah 5 gram atau setara dengan 1 sendok teh. Jumlah ini tidak berbeda dengan orang dewasa pada umumnya.
Sebaliknya, mengonsumsi garam lebih dari takaran yang direkomendasikan justru bisa memberikan beberapa efek samping pada ibu hamil, seperti:
Sekian informasi seputar takaran garam yang disarankan untuk ibu hamil. Meskipun menawarkan banyak manfaat seperti yang telah disebutkan, pastikan Anda tidak melampaui batas konsumsinya.
Nah, selain memperhatikan jumlah konsumsinya, perhatikan juga kualitas garamnya. Dengan kebaikan alam, PURA menghadirkan Pura Sea Salt dan Pura Himalayan Salt yang 100% diproses secara alami tanpa melalui proses rafinasi dan bahan kimia tambahan sehingga terjaga kemurniannya.
Pilihan tepat untuk setiap ibu dalam memberikan yang terbaik untuk buah hatinya.