Ketika bayi berusia enam bulan, pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) menjadi hal yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Namun, salah satu pertanyaan yang sering muncul di kalangan orang tua adalah: apakah MPASI boleh ditambahkan garam?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami kebutuhan gizi bayi dan dampak konsumsi garam pada kesehatannya. Banyak orang tua merasa bahwa menambahkan sedikit garam akan membuat makanan lebih enak, namun, apakah hal ini diperlukan?
Pada dasarnya, bayi hanya membutuhkan sedikit garam dalam kesehariannya. Bayi di bawah usia 12 bulan hanya memerlukan kurang dari 1 gram garam per hari. Sebelum berusia enam bulan, bayi memperoleh kebutuhan natrium mereka dari ASI atau susu formula bayi.
Ketika bayi mulai makan makanan padat pada usia enam bulan, tubuh mereka belum memerlukan tambahan garam dari makanan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa ginjal bayi belum siap untuk memproses garam dalam jumlah besar.
Meskipun rasa makanan untuk bayi mungkin terasa hambar bagi orang dewasa, bayi sendiri belum terbiasa dengan rasa yang kuat seperti asin atau gurih. Karena itulah, menambahkan garam pada makanan bayi tidak hanya tidak diperlukan, tetapi juga bisa membahayakan kesehatannya.
Kelebihan garam dapat memberikan beban berlebih pada ginjal bayi yang masih dalam tahap perkembangan, sehingga konsumsi garam yang berlebihan bisa berisiko bagi kesehatan jangka panjang bayi.
Menambahkan garam ke dalam makanan bayi bisa berdampak buruk bagi kesehatan jangka panjangnya. Bayi yang terbiasa mengkonsumsi makanan dengan kadar garam tinggi berpotensi mengalami masalah kesehatan di kemudian hari, seperti tekanan darah tinggi, gangguan ginjal, dan masalah kardiovaskular lainnya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk menghindari menambahkan garam ke dalam MPASI, baik buatan sendiri maupun makanan komersial.
Tidak hanya itu, bayi yang sering mengonsumsi makanan dengan kadar garam tinggi berisiko mengembangkan preferensi rasa asin yang kuat saat mereka tumbuh dewasa. Kebiasaan ini dapat mempengaruhi pola makan mereka di masa depan dan meningkatkan risiko penyakit serius seperti penyakit jantung, hipertensi, dan stroke.
BACA JUGA: Bolehkah Memberi MPASI Mengandung Gula dan Garam?
Makanan olahan yang tinggi garam, seperti makanan siap saji, sup kaleng, dan camilan seperti keripik, sebaiknya tidak diberikan kepada bayi. Beberapa makanan dewasa yang sering dikonsumsi sehari-hari, seperti saus pasta, sereal sarapan, atau produk daging olahan, biasanya memiliki kandungan garam yang tinggi, sehingga tidak sesuai untuk bayi.
Perhatikan juga kandungan natrium yang tercantum di label makanan, agar Anda tahu seberapa banyak garam yang terkandung di dalamnya.
Sebagai gantinya, berikan bayi makanan sehat dan rendah garam, seperti:
Memeriksa label makanan merupakan kebiasaan yang baik bagi orang tua. Cari informasi kandungan garam atau natrium pada makanan yang Anda pilih untuk si kecil. Garam seringkali ditulis sebagai natrium pada label makanan. Untuk referensi, 1 gram natrium setara dengan 2,5 gram garam. Pastikan bahwa makanan yang Anda berikan memiliki kadar garam yang rendah.
Selain menghindari garam, penting juga untuk memperhatikan kebersihan saat mengolah MPASI. Sistem kekebalan tubuh bayi masih dalam tahap perkembangan, sehingga mereka lebih rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, pastikan peralatan makan dan bahan makanan dalam kondisi bersih dan segar sebelum diberikan kepada bayi. Cuci tangan sebelum mempersiapkan makanan dan pastikan bahan-bahan yang digunakan berkualitas baik.
Sterilisasi peralatan makan bayi, seperti sendok dan mangkuk, juga penting terutama pada enam bulan pertama. Gunakan air panas atau mesin pencuci piring untuk memastikan kebersihan yang optimal. Kebiasaan ini akan membantu melindungi bayi dari berbagai risiko infeksi yang dapat mengganggu kesehatan pencernaannya.
Berdasarkan informasi di atas, tidak dianjurkan untuk menambahkan garam ke dalam MPASI bayi berusia enam bulan. Ginjal bayi belum siap untuk memproses garam dalam jumlah besar, dan menambahkan garam pada makanan bayi dapat menimbulkan risiko kesehatan di masa depan.
Oleh karena itu, lebih baik memilih bahan makanan alami yang kaya nutrisi dan rendah garam untuk mendukung pertumbuhan bayi secara optimal. Jika Anda mencari garam alami yang lebih sehat dan kaya mineral, Pura Sea Salt adalah jawabannya. Pura Sea Salt telah tersertifikasi BPOM, Halal MUI, SNI, serta ISO 22000 (Food Safety), sehingga kualitasnya terjamin dan aman untuk dikonsumsi.
Pura Sea Salt lebih unggul karena memiliki kandungan natrium yang lebih rendah, sehingga aman untuk kesehatan jangka panjang. Selain itu, garam ini juga kaya akan lebih dari 80 jenis mineral yang bermanfaat bagi tubuh.
Tidak hanya itu, Pura Sea Salt juga bebas gluten dan non-GMO, serta tidak melalui proses rafinasi, bleaching, atau penggunaan bahan kimia lainnya, sehingga lebih alami dan sehat. Dengan menggunakan Pura Sea Salt, Anda bisa menyajikan makanan yang lezat sekaligus menjaga kesehatan keluarga secara optimal.