Himalayan salt, atau garam Himalaya, kian trend dan menjadi perbincangan di antara orang tua yang ingin memberikan nutrisi lengkap untuk MPASI. Garam ini juga sering dianggap lebih bernutrisi dibandingkan garam dapur biasa, sehingga banyak orang tua yang rela mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk ini. Namun, benarkah garam Himalaya benar-benar baik dan aman untuk MPASI anak?
Garam Himalaya berasal dari wilayah pegunungan Himalaya, khususnya di Pakistan. Garam ini dikenal karena warna merah mudanya yang unik dan kandungan mineralnya yang lebih banyak dibandingkan dengan garam biasa.
Mineral seperti magnesium, kalsium, kalium, dan zat besi terdapat dalam garam ini, membuat banyak yang berasumsi bahwa garam Himalaya lebih sehat dan lebih baik untuk dikonsumsi, termasuk untuk bayi dan anak-anak. Namun, hingga kini, belum ada penelitian yang secara definitif membuktikan bahwa garam Himalaya lebih sehat dibandingkan garam dapur biasa.
Meskipun benar bahwa garam Himalaya mengandung lebih banyak mineral, jumlahnya sangat kecil dan tidak cukup signifikan untuk memberikan manfaat kesehatan yang lebih dibandingkan dengan garam biasa, terutama dalam konteks MPASI.
Setiap orang tua tentu ingin memberikan nutrisi terbaik bagi anak-anak mereka. Ini yang membuat beberapa orang tua mempertimbangkan untuk menggunakan garam Himalaya dalam MPASI. Namun, sebelum memutuskan, penting untuk memahami beberapa fakta seputar garam ini.
Garam Himalaya memang mengandung mineral tambahan yang tidak ditemukan dalam garam dapur biasa, seperti magnesium dan zat besi. Namun, jumlah mineral tersebut sangat sedikit. Sebagai contoh, garam Himalaya mengandung sekitar 1700 miligram natrium per sendok teh, sedangkan garam dapur biasa mengandung sekitar 2350 miligram natrium per sendok teh.
Perbedaan ini tidak memberikan manfaat kesehatan yang signifikan, terutama karena mineral-mineral tersebut ada dalam jumlah yang terlalu kecil untuk mencukupi kebutuhan gizi bayi.
Salah satu kekurangan utama dari garam Himalaya adalah tidak adanya kandungan yodium, mineral yang sangat penting untuk kesehatan anak. Yodium berperan krusial dalam mengatur fungsi tiroid, yang mempengaruhi proses metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan anak.
Kekurangan yodium dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk pembengkakan kelenjar tiroid (gondok), gangguan pernapasan, hipotiroidisme, dan gangguan perkembangan mental.
BACA JUGA: Menu MPASI Lezat dan Bergizi untuk Bayi 8 Bulan
Selain itu, beberapa produk garam Himalaya mungkin mengandung zat beracun seperti arsenik, merkuri, cadmium, dan timbal. Zat-zat ini dapat ditemukan dalam produk yang tidak memiliki sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Konsumsi zat berbahaya ini dalam jumlah besar bisa mengakibatkan masalah kesehatan serius, terutama pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.
Penggunaan garam Himalaya dalam MPASI tidak memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan garam dapur biasa. Orang tua dapat memilih untuk menggunakan garam dapur atau garam Himalaya dalam MPASI, asalkan digunakan dalam jumlah yang sesuai dan produk yang dipilih sudah memiliki sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Untuk memenuhi kebutuhan gizi harian anak, orang tua juga harus memberikan makanan sehat lainnya yang kaya akan nutrisi, seperti kaldu, susu dan produk olahannya, telur, sayur, buah, rumput laut, kacang-kacangan, dan seafood.
Jika Bunda mencari opsi garam untuk MPASI yang lebih alami dan tetap aman, Anda bisa memilih Pura Himalayan Salt. Varian garlic-nya sangat direkomendasikan karena mengandung yodium alami yang diperoleh dari kemurnian bahan, tanpa melalui proses rafinasi atau pemurnian tambahan, sehingga tidak ada yodium buatan yang ditambahkan.
Jika masih ada keraguan tentang jenis garam yang terbaik untuk MPASI atau berapa banyak garam yang boleh diberikan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.