Mi instan sering dijadikan sebagai jalan ninja saat Anda malas masak, bosan makan nasi, atau lagi ngirit. Itu semua karena mi instan sangat praktis, murah, namun tetap memanjakan lidah. Nah, sayangnya kebanyakan mi instan mengandung garam yang tinggi sehingga bisa menimbulkan berbagai risiko kesehatan jika terlalu sering dikonsumsi. Lantas, bagaimana ya cara mengurangi garam pada mi instan dan membuatnya lebih sehat? Temukan jawabannya di sini, yuk!
Kebanyakan mi instan memang sudah melewati proses fortifikasi untuk memberikan nutrisi dan mineral tambahan. Tapi fakta bahwa mi instan memiliki kandungan natrium atau garam yang tinggi tetap tak bisa disangkal.
Mengacu pada anjuran World Health Organization (WHO), asupan natrium sebaiknya tidak lebih dari 2.400 mg atau setara 6 gram garam per hari. Sementara, satu bungkus mi instan mengandung sekitar 860-890 mg natrium.
Berarti masih aman dong? Tunggu dulu!
Anda masih harus memperhitungkan jumlah natrium lain dari makanan yang Anda makan hari ini. Belum lagi kalau Anda langsung makan 2 bungkus mi instan sekaligus.
Berbagai penelitian telah mengonfirmasi bahwa konsumsi natrium atau garam dalam jumlah berlebih bisa meningkatkan risiko kesehatan, mulai dari hipertensi hingga serangan jantung.
Meski mi instan sering disebut sebagai makanan tidak sehat karena mengandung karbohidrat, lemak, dan garam yang tinggi tapi rendah protein, serat, vitamin, dan mineral, panganan ini tetap saja begitu dicintai.
Sebenarnya, mi instan relatif aman dan boleh-boleh saja dikonsumsi. Asal tidak berlebihan dan tidak terlalu sering. Cukup 1 bungkus dalam 2 minggu atau maksimal seminggu sekali.
Itu karena kandungannya yang dianggap buruk sehingga bisa menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang.
Bahkan bagi orang-orang yang sensitif, konsumsi garam berlebihan bisa menimbulkan efek pusing dan mual.
BACA JUGA: BEDA ULTRA PROCESSED FOOD, JUNK FOOD DAN INSTANT FOOD SERTA EFEKNYA PADA TUBUH
Nah, bagi Anda yang sedang dilema dan khawatir dengan kandungan mi instan tapi ingin sekali menyantapnya, berikut ini ada beberapa cara yang bisa dicoba untuk mengurangi konsumsi garam berlebih dalam mie instan.
Cara pertama adalah dengan menggunakan lebih sedikit bumbu dari yang disediakan. Cukup seperempat atau setengahnya saja. Sebagai gantinya, Anda bisa menambahkan daun bawang atau daun bawang untuk meningkatkan rasa.
Seperti yang dijelaskan, mi instan rendah protein dan serat. Untuk itu, Anda bisa menambahkan sayuran, telur, atau daging tanpa tambahan garam untuk meningkatkan profil nutrisi dalam mi instan Anda. Pastikan Anda tidak merebus sayuran terlalu lama agar nutrisinya tetap terjaga.
Selanjutnya, Anda tidak disarankan mengonsumsi mi instan bersamaan dengan makanan olahan lainnya, seperti nugget, sosis, atau bakso. Makanan ini cenderung tinggi garam dan berisiko membuat Anda kelebihan asupan garam.
Mengurangi jumlah air rebusan yang digunakan dalam memasak mie instan dapat mengurangi jumlah garam yang terlarut dalam air dan akhirnya ikut dikonsumsi. Ini berlaku untuk mi instan dengan kuah, ya!
Ada beberapa merek yang menyediakan mi instan dalam versi lebih sehat. Misalnya mi instan rendah garam dan MSG, mi instan yang dioven bukan digoreng, atau mi instan organik yang dibuat dengan ekstrak sayur. Mereka bisa saja menjadi pilihan yang “lebih sehat” tapi bukan berarti aman jika dikonsumsi terlalu sering. Tetap perhatikan label nutrisi di kemasan produk dengan seksama.
Itulah penjelasan seputar garam pada mi instan, lengkap dengan bahaya dan cara menguranginya.
Meski kesannya sepele, mengurangi konsumsi natrium adalah satu langkah bijak untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Seperti Pura Himalayan Salt yang 100% diproses secara alami sehingga lebih rendah natrium dan lebih kaya mineral.
Selain itu, Pura Himalayan Salt hadir dalam dua variasi rasa, garlic dan blackpepper, yang membuat setiap sajian jadi lebih praktis dan lezat.