Garam yang menjadi salah satu bumbu dapur wajib ternyata memiliki beberapa jenis, lho! Contohnya seperti, sea salt (garam laut) dan rock salt (garam dapur). Tidak hanya dari teksturnya, kedua jenis garam ini juga memiliki fungsi yang berbeda.
Bagi Anda yang belum mengenal apa saja perbedaan sea salt dan rock salt, simak artikel berikut hingga selesai yang akan membahas perbedaan hingga fungsi masing-masing dari kedua jenis garam tersebut.
Sea salt atau garam laut adalah jenis garam yang diperoleh dari penguapan air laut. Proses pembuatannya melibatkan pengumpulan air laut ke dalam kolam yang luas dan dangkal, lalu air tersebut dibiarkan menguap di bawah sinar matahari. Setelah air menguap, kristal garam yang tersisa kemudian dikumpulkan dan diproses untuk menghilangkan kotoran. Karena metode pengolahan yang minimal, sea salt sering kali mempertahankan mineral alami yang terdapat dalam air laut, seperti magnesium, kalsium, dan kalium, yang memberikan rasa dan tekstur yang unik.
Rock salt atau garam batu adalah jenis garam yang diperoleh dari penambangan endapan garam mineral di bawah tanah. Garam ini terbentuk dari pengendapan air laut purba yang menguap jutaan tahun yang lalu, meninggalkan kristal garam yang kemudian terkubur oleh sedimen. Proses penambangan rock salt melibatkan pengeboran dan peledakan batuan untuk mengakses endapan garam, yang kemudian dihancurkan dan disaring untuk menghilangkan kotoran. Garam ini biasanya memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan dengan sea salt dan sering kali mengandung berbagai mineral alami.
Tidak hanya tekstur, ada beberapa perbedaan antara sea salt dan rock salt, berikut perbedaan-perbedaannya:
Garam laut dihasilkan dari penguapan air laut. Proses ini biasanya dilakukan di daerah pesisir yang memiliki iklim panas dan kering. Air laut dibiarkan menguap secara alami di kolam-kolam penguapan, menyisakan kristal garam yang kemudian dikumpulkan dan diproses lebih lanjut. Proses ini bisa memakan waktu lama dan dipengaruhi oleh kondisi cuaca.
Sementara garam batu, juga dikenal sebagai halit, adalah garam yang ditambang dari deposit mineral yang terbentuk jutaan tahun yang lalu dari laut purba yang telah menguap. Garam ini diambil dari tambang dalam bentuk batuan besar dan kemudian dihancurkan dan diolah menjadi butiran garam. Tambang garam batu yang terkenal termasuk di daerah Himalaya, di mana garam ini dikenal sebagai garam Himalaya yang berwarna merah muda.
BACA JUGA: GRILLING DENGAN SEA SALT: TEKNIK UNTUK MEMAKSIMALKAN ASIN ALAMI
Garam laut seringkali mengandung mineral tambahan seperti magnesium, kalsium, dan kalium, yang memberikan rasa lebih kompleks dan kaya. Kandungan mineral ini juga tergantung pada sumber air lautnya. Warna dan rasa garam laut dapat bervariasi, dari yang halus hingga yang kasar, dan dari yang putih hingga abu-abu atau bahkan hitam, seperti pada garam laut dari Hawaii.
Sedangkan, garam batu umumnya lebih murni dan memiliki konsentrasi natrium klorida yang lebih tinggi dibandingkan garam laut. Meskipun demikian, beberapa jenis garam batu, seperti garam Himalaya, mengandung trace mineral yang memberi warna khas dan sedikit variasi rasa. Garam batu biasanya memiliki rasa yang lebih tajam dan kurang kompleks dibandingkan dengan garam laut.
Perbedaan berikutnya ada pada tekstur, garam laut sering ditemukan dalam berbagai ukuran butiran, dari yang sangat halus hingga yang kasar dan serpihan. Garam laut yang lebih kasar, seperti fleur de sel, sering digunakan sebagai finishing salt untuk menambahkan tekstur renyah dan rasa terakhir pada hidangan.
Kemudian, garam batu umumnya memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan garam laut. Karena proses penambangan dan penggilingan, butiran garam batu cenderung lebih besar dan tidak sehalus garam laut. Ini membuat garam batu ideal untuk penggunaan tertentu, seperti dalam pembuatan es krim atau untuk penggunaan dalam penggilingan garam.
Karena variasi tekstur dan rasa, garam laut sering digunakan sebagai finishing salt, ditaburkan pada hidangan yang telah selesai dimasak untuk menambah rasa dan tekstur. Garam laut yang halus juga digunakan dalam proses memasak sehari-hari, dalam bumbu marinasi, dan sebagai pelengkap berbagai hidangan.
Garam batu, terutama jenis yang kasar, sering digunakan dalam aplikasi non-kuliner seperti dalam pembuatan es krim tradisional di mana diperlukan titik beku yang lebih rendah. Dalam dapur, garam batu sering digunakan dalam pembuatan larutan garam (brine) atau di dalam grinder garam untuk digunakan sebagai garam meja.
Itu dia perbedaan sea salt dan rock salt, jika Anda kesusahan menemukan rock salt bisa memilih alternatif lain seperti, PURA Sea Salt yang tersedia dalam dua pilihan tekstur yaitu, fine dan coarse yang bisa Anda sesuaikan atau pengganti rock salt yang bertekstur kasar. Selain itu, Anda tidak perlu ragu menambahkan PURA Sea Salt untuk kreasi di rumah, karena garam laut PURA ini diproses 100% natural tanpa proses rafinasi dan bahan kimia tambahan. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pembelian dan produk bisa klik disini!
Whatsapp: 08175788899
Line: puraindonesia
Youtube: Pura Kitchen