Menjadi Better Self Adalah Perayaan Atas Dirimu

Menjadi Better Self Adalah Perayaan Atas Dirimu

A way to be a better self (III) -

 

Terkadang ketika kita sudah memulai resolusi tahun baru, pernah ngga si di tengah jalan akan terasa berat dan bertanya ke diri sendiri

“kenapa ya aku harus melakukan ini?”

Faktanya, perasaan tersebut wajar terjadi dan kamu tidak sendirian. 

 

Hal ini terjadi karena seseorang tidak mengerti siapa dirinya(1). Perubahan yang ia inginkan bukan karena ia merasa butuh, namun karena perubahan itu ia anggap akan membuatnya semakin diterima oleh orang lain. Sehingga seperti yang sudah dibahas di artikel Why do Most New Year’s Resolution Fail?, dia akan semakin jauh dari dirinya sendiri.

 

Ada empat tingkatan berbeda agar seseorang dapat mencapai perubahan menjadi dirinya yang lebih baik(2). Setiap tingkatan memiliki kebutuhan yang berbeda dan memahami kita berada di tingkat mana akan membuat kita mudah untuk menentukan perubahan apa yang seharusnya kita lakukan.

 

Empat fase dalam proses untuk menjadi a better self

 

Denial Stage

Fase di mana kita merasa tidak akan pernah cukup dengan diri kita sendiri. Kita menganggap solusi dari luar akan membuat kita baik-baik saja dengan mengabaikan emotional component dalam diri kita. Kita menyimpan perasaan dan permasalahan kita untuk kita sendiri. Kita selalu berpikir seandainya jika aku kurus, dapat mengatur pola makan, dan tidak menyusahkan banyak orang pasti semuanya akan baik-baik saja. Pola pikir itu merupakan tindakan untuk mengabaikan inner pain yang ada di dalam diri kita sehingga seluruh usaha untuk berubah menjadi lebih baik gagal meskipun kita memiliki willpower yang kuat. 

 

Di fase ini disarankan agar seseorang mau membuka diri kepada seseorang yang dipercaya atau ke pihak yang ahli. Agar dapat masuk ke fase berikutnya. 

 

Transition Stage

Di sini kita sudah mulai menyadari permasalahan sebenarnya. Misalnya kita menyadari bahwa kita memiliki self-destructive eating habit sekaligus mempunyai obsesi terhadap tubuh yang ideal. Kita menyadari inner pain kita yang menjadi alasan kita memiliki kebiasaan buruk. Lalu kita sudah mau untuk bercerita dan mencari support system yang tepat sehingga dapat membantu kita menjadi lebih baik. 

 

Di sini perjalanan untuk menjadi better self sudah di mulai.

 

Early Recovery

Ketika pada transition stage kita begitu bergantung pada support system yang tepat, pada fase ini kita sudah mulai tenang dan bisa bergantung pada diri sendiri lebih banyak. Kita lebih mudah untuk mengakui permasalahan kita dan mencari bantuan ketika membutuhkan meskipun tidak begitu bergantung pada bantuan itu. Kita sudah mulai terbuka terhadap pengalaman yang menimpa kita dan dapat menoleransi perasaan kita sehingga kita sudah mulai untuk bereksperimen dengan diri dan menemukan apa yang berhasil untuk kita agar menjadi a better self. Di sini kita sudah mulai melihat perkembangan dan perubahan dalam diri kita dan mulai percaya pada process to become a better self

 

Ongoing Recovery. 

Pada fase ini kita sudah mulai connect with the present moment dan mulai memperlakukan diri kita sendiri dengan love and respect. Kita sudah mulai nyaman dengan diri kita sendiri dan tahu langkah apa yang harus dilakukan ketika dalam permasalahan yang sulit. Meskipun kita tetap membutuhkan support system kita tidak begitu bergantung dengan itu. Namun kita tetap sadar bahwa kita bukanlah manusia sempurna, sehingga kekurangan dan kesalahan dianggap sesuatu yang wajar. Di fase ini kita tahu bagaimana berhadapan dengan kehidupan dengan cara yang tidak addictive, sadar, dewasa, dan sikap yang jujur. 

 

Menjadi better self adalah perayaan atas dirimu yang sebenarnya

Berdasarkan penjelasan diatas kita perlu untuk memahami tingkatan kita agar mengetahui apa yang sebenarnya kita butuhkan. Ketika ada di denial stage kita membutuhkan pertolongan. Ketika di transition stage kita butuh support system. Ketika kita ada di early recovery yang kita butuhkan adalah ilmu untuk bereksperimen dengan diri sendiri. Ketika ada di ongoing recovery yang kita butuhkan adalah kepercayaan terhadap proses dan membantu orang lain. 

 

Dari sini kita bisa memahami bahwa sebenarnya journey to be a better self memerlukan pengetahuan terhadap diri sendiri. Karena perjalanan ini bukan mencari diri yang lebih baik seakan-akan diri kita sekarang tidak baik. Namun memang setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Dan menjadi diri lebih baik diawali dengan merayakan bahwa diri kita cukup, sehingga a better self adalah by-product dari perayaan itu. 

 

Memakan makanan sehat adalah perayaan atas kesehatan sejatimu

Usus kita bagaikan otak kedua dalam tubuh kita(3). Sebanyak 99% bakteri di tubuh kita seluruhnya ada di perut kita yang jumlahnya mencapai 100 milyar bakteri. Tidak hanya itu perut kita memiliki sistem saraf yang membuat ia dapat bekerja sendiri secara instinctive. Nervous system ini terbuat dari 500 juta neurons, menjadikan usus, organ dengan neurons terbanyak setelah otak. 

 

Para mikroorganisme itu yang bertanggung jawab atas kesehatan kita, tubuh dan mental. Maka jika kita memang mengenal diri kita sendiri dan organ-organ di tubuh kita. Pada dasarnya tubuh kita dibuat untuk sehat. Dengan bakteri sebanyak itu bertugas untuk memproteksi kita atas ancaman bakteri dan virus yang jahat, memecah makanan, hingga mensintesis nutrisi. 

 

Maka memakan makanan sehat adalah perayaan menjadi diri yang sebenarnya. Memberikan sesuatu yang memang sebenar-benarnya kita butuhkan. Memberi milyaran microorganism nutrisi baik agar menjaga kesehatan kita secara optimal. Tidak hanya itu bahkan vitamin, mineral, lemak hingga protein yang kita makan mempengaruhi kerja otak kita. 

 

Bahkan pada buku Eat to Beat Depression and Anxiety, psikiater Drew Ramsey banyak membantu pasiennya untuk mengatasi depresi dengan makanan bergizi. Ia berpendapat bahwa healthy gut means healthy mind. Dengan memakan makanan sehat akan membantu kita untuk memunculkan potensi sesunnguhnya di dalam diri kita. 

 

Olahraga rutin adalah perayaan pergerakan tubuhmu

Olahraga secara rutin terbukti dapat menjauhkan kita dari obesitas, kanker, depersi, melemahnya kerja otak akibat menua, hingga penyakit neurological seperti Parkinson’s disease, alzheimer, ischemic stroke(4). Juga dapat meredakan stress yang berefek pada hipertensi, gagal jantung, stres oksidatif dan penekanan imunitas. 

 

Olahraga juga dapat meningkatkan level endocannabinoids yang dapat meningkatkan mood kita, membuat kita tenang, melindungi kita dari kecemasan dan depresi(5). Dengan begitu, kita lebih siap untuk berkomunikasi dengan orang lain secara tenang. Orang-orang yang berolahraga secara rutin terbukti lebih dermawan dan kooperatif daripada yang tidak. Jadi tidak hanya baik untuk diri sendiri, olahraga juga dapat memperbaiki skill bersosial kita(6)

 

Sehingga olahraga secara rutin adalah perayaan atas tubuh kita sendiri dan kebutuhan dasar kita: bersosial. Jadi pada dasarnya, tubuh kita memang butuh untuk bergerak secara rutin. Olahraga secara rutin adalah tindakan untuk mengeluarkan seluruh potensi di dalam diri kita sendiri. Untuk kesehatan kita sendiri dan kemampuan kita untuk bersosial sehingga dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan sesama. 

 

Semuanya adalah perayaan..

Memakan makanan sehat atau berolahraga rutin sebaiknya bukan karena dasar ketidakpuasan terhadap diri kita sendiri. Entah karena badan yang tidak sesuai dengan standard badan yang indah di masyarakat sehingga berolahraga dan memakan makanan sehat merupakan langkah agar bisa lebih diterima oleh masyarakat. Pada dasarnya kita sendiri sudah layak untuk diterima dan layak mendapatkan kasih sayang. Namun, apakah kita sudah menerima dan menyayangi diri sendiri? 

 

Mungkin sebagian banyak dari kita sering sekali mendengar inner critic yang selalu mengatakan pada kita bahwa apapun yang kita lakukan, we’re just never good enough. Situasi negatif dalam diri ini membawa kita pada perangkap self-judgement dan perasaan tak pernah cukup. Sehingga kita melakukan berbagai cara dengan mencari solusi eksternal yang penuh perbandingan dengan orang yang kita rasa lebih baik, sehingga semakin membenci diri sendiri. Such a cruel way to change

 

Namun, memakan makanan sehat dan olahraga rutin adalah langkah untuk menyelebrasi kasih sayang terhadap diri sendiri. Kita memahami apa yang dibutuhkan tubuh kita, karena kita menyayangi diri kita, maka kita memberikan yang terbaik. Juga memberikan aktivitas terbaik, yakni olahraga. 

 

Bukan karena kita merasa kurang akibat perbandingan terhadap perolehan orang lain atau merasa tidak cukup atas diri sendiri. Namun karena kita merasa cukup. Cukup untuk dicintai, cukup layak untuk diterima, dan cukup layak untuk berbahagia. Maka kita memenuhi apa yang kita butuhkan tanpa pengaruh dari luar. 

 

Maka memang sudah selayaknya, memakan makanan sehat dan berolahraga atau kegiatan yang baik untuk kita bukan kita lakukan atas dasar perasaan tidak cukup. Sebaliknya, itu merupakan langkah selebrasi betapa kita cukup dan layak untuk mendapat yang terbaik karena kita telah mencintai diri kita sepenuhnya. We’ve got this!

 

Reference: 

(1) (2) The Don't Diet, Live-It! Workbook: Healing Food, Weight and Body Issues - Andrea Wachter and Marsea Marcus

(3) Gut: The Inside Story of Our Body’s Most Underrated Organ - Giulia Enders

Eat to Beat Depression and Anxiety: Nourish Your Way to Better Mental Health in Six Weeks - Drew Ramsey

(4) Neurobiology of Exercise - Rod K. Dishman, Hans-Rudolf Berthoud, Frank W. Booth, dkk

(5) (6) The Joy of Movement: How Exercise Helps Us Find Happiness, Hope, Connection, and Courage - Kelly McGonigal