Risiko Anak Kurang Nutrisi: Mengapa Asupan Gizi Harian Sangat Penting?

Risiko Anak Kurang Nutrisi: Mengapa Asupan Gizi Harian Sangat Penting?

Article Written by:

 

 dr. Magdalena Rusady Goey, MRes, SpA

Medical Educator PURA

  

Setiap orang tua ingin anaknya tumbuh sehat dan cerdas, tapi tahukah Anda bahwa pemberian nutrisi yang tidak tepat di masa kecil bisa menurunkan kemampuan belajar dan IQ anak secara signifikan? Asupan gizi harian anak bukan hanya soal menjaga berat badan anak agar tidak terlalu kurus atau gemuk, tetapi juga tentang dukungan perkembangan otak yang akan memengaruhi kemampuan belajar, kesehatan, dan masa depan mereka. Kurangnya perhatian terhadap nutrisi bisa menimbulkan risiko jangka panjang yang mungkin tidak langsung terlihat, tetapi memiliki dampak besar pada kualitas hidup anak.

 

 

Ciri anak yang kurang gizi bisa dikenali dari tanda fisik maupun perilaku. Mereka sering tumbuh lebih lambat dibanding teman seusianya, tampak lemah, mudah lelah, dan lebih rentan sakit karena daya tahan tubuh menurun. Perkembangan motorik dan kognitif juga berisiko terganggu, misalnya kemampuan fokus menurun, keterlambatan berbicara, dan daya ingat yang kurang optimal. Bahkan, dalam meta-analisis yang mencakup 12 studi, anak dengan kurang gizi kronis atau stunting memiliki skor IQ 2,14 kali lebih rendah dibanding anak yang gizi hariannya tercukupi.¹ Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya nutrisi sejak dini dapat berdampak nyata pada kemampuan belajar dan performa akademik mereka. 

Untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak, orang tua perlu memastikan pola makan yang seimbang dan berkualitas. Nutrisi seimbang mencakup protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral. Protein dari sumber hewani maupun nabati membantu pertumbuhan otot dan jaringan tubuh, sementara karbohidrat memberikan energi untuk aktivitas sehari-hari. Lemak sehat, seperti omega-3 dan omega-6, berperan penting dalam perkembangan otak. Selain itu, mikronutrien seperti vitamin dan mineral juga berperan penting dalam sistem imun anak. Vitamin A membantu menjaga integritas mukosa saluran pernapasan dan pencernaan sehingga menjadi garis pertahanan pertama terhadap infeksi, vitamin C berperan sebagai antioksidan yang mendukung fungsi sel imun, dan vitamin D memodulasi respons imun adaptif dan meningkatkan kemampuan tubuh melawan infeksi. Mineral zinc penting untuk aktivasi sel T, yaitu jenis sel darah putih yang berperan dalam melawan infeksi, sehingga kombinasi nutrisi ini memperkuat daya tahan tubuh anak terhadap penyakit. Dengan asupan makro dan mikronutrien yang cukup, anak memiliki energi yang optimal untuk belajar, bermain, dan bersosialisasi. 

Era modern menghadirkan tantangan baru bagi pola makan anak, terutama karena meningkatnya konsumsi Ultra-Processed Foods (UPF). UPF adalah makanan olahan industri yang mengandung banyak bahan tambahan, seperti pengawet, pemanis buatan, pewarna, dan emulsifier, dengan sedikit atau tanpa bahan makanan utuh. Contoh UPF yang sering dikonsumsi anak-anak antara lain: minuman ringan dan minuman manis siap saji, snack kemasan seperti keripik dan wafer, serta bumbu instan dan kaldu bubuk dengan MSG atau pewarna. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa konsumsi UPF pada anak berhubungan dengan peningkatan indeks massa tubuh (BMI), kenaikan berat badan, dan risiko obesitas.² Selain itu, UPF juga dikaitkan dengan gangguan metabolik seperti hipertensi, sindrom metabolik, kadar kolesterol tinggi, serta peningkatan risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan beberapa jenis kanker. Paparan UPF juga telah terkait dengan masalah kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, kesulitan fokus, dan hiperaktivitas pada anak-anak.³  


 

Menghadapi tantangan konsumsi UPF, orang tua dapat mengambil langkah-langkah sederhana namun efektif untuk menjaga pola makan anak. Makanan sehat yang kaya nutrisi membantu mendukung pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan daya tahan tubuh, sekaligus mengurangi risiko gangguan metabolik di masa depan. Selain itu, memperkenalkan bumbu alami non-MSG sejak dini dapat menjaga cita rasa makanan tetap lezat tanpa menambahkan zat aditif yang berisiko bagi kesehatan anak. Studi menunjukkan bahwa paparan awal terhadap rasa alami dan bahan makanan utuh dapat membentuk preferensi makan sehat, meningkatkan asupan sayur dan buah, serta mengurangi keinginan untuk mengonsumsi UPF.⁴ Dengan kebiasaan ini, anak tidak hanya belajar menikmati rasa alami makanan, tetapi juga memperoleh nutrisi seimbang yang mendukung fungsi kognitif, memori, dan konsentrasi, serta memperkuat sistem imun mereka.

Langkah praktis yang bisa dilakukan orang tua:

  1. Menyediakan makanan lengkap setiap kali makan, termasuk protein, karbohidrat, lemak sehat, dan sayur-sayuran.
  2. Membatasi makanan cepat saji, camilan manis, dan minuman tinggi gula.
  3. Mengenalkan anak pada berbagai rasa dan tekstur makanan alami sejak dini agar lebih mudah menerima makanan sehat; misalnya, mulai dari tekstur lembut seperti puree, kemudian secara bertahap kenalkan tekstur lebih padat atau renyah seperti potongan sayur kukus atau buah segar. 
  4. Membiasakan membaca label komposisi makanan dan bumbu harian. Saat membaca label, periksa urutan bahan untuk memastikan bahan utamanya alami, perhatikan kandungan nutrisi seperti protein, gula, garam, lemak, dan vitamin/mineral, serta waspadai tambahan zat aditif seperti MSG, pengawet, pewarna, atau pemanis buatan.

 

Dengan menjadi orang tua yang kritis dalam memilih makanan dan konsisten memberikan makanan sehat untuk anak dengan gizi seimbang anak, kita dapat memastikan anak tumbuh lebih sehat, cerdas, dan bahagia. Ingatlah bahwa setiap pilihan yang Anda buat hari ini adalah investasi berharga bagi kesehatan, kebahagiaan, dan masa depan anak-anak Anda.

Untuk mendukung aktivitas makan si kecil makin menyenangkan lewat rasa, PURA hadir sebagai bumbu masak keluarga dengan menawarkan kemurnian dan keaslian bahan alami, tanpa penambahan MSG, pengawet, atau zat aditif lainnya. Kualitasnya yang murni menjadikannya aman dan tepat untuk diperkenalkan sejak dini, bahkan untuk MPASI dan anak mulai usia 6 bulan. Dengan PURA, Anda tidak perlu lagi berkompromi antara cita rasa lezat dan kesehatan keluarga, memastikan setiap gigitan adalah langkah maju dalam investasi kesehatan si kecil.

 

 

 

Jadikan PURA the purest bagian dari rutinitas memasak harian Anda dan rasakan perbedaan kualitas bahan alami dalam mendukung tumbuh kembang optimal anak. Rasakan bedanya PURA di Shopee PURA The Purest Official Shop.

 

Whatsapp: 08175788899
Instagram: PURAindonesia
Instagram: PURAkitchen
Youtube: PURA Kitchen

 

Source:

¹ Maulina, R., Qomaruddin, M. B., Prasetyo, B., Indawati, R., & Alfitri, R. (2023). The Effect of Stunting on the Cognitive Development in Children: A Systematic Review and Meta-analysis. Studies on Ethno-Medicine17(1-2), 19-27. 

² Elizabeth L, Machado P, Zinöcker M, Baker P, Lawrence M. Ultra-processed foods and health outcomes: a narrative review. Nutrients. (2020) 12:1955.

³ Reales-Moreno M, Tonini P, Escorihuela RM, Solanas M, Fernández-Barrés S, Romaguera D, et al. Ultra-processed foods and drinks consumption is associated with psychosocial functioning in adolescents. Nutrients. (2022) 14:4831.
⁴ Nekitsing C, Hetherington MM, Blundell-Birtill P. Developing Healthy Food Preferences in Preschool Children Through Taste Exposure, Sensory Learning, and Nutrition Education. Curr Obes Rep. 2018 Mar;7(1):60-67.