Article written by:
Doctor and Health Enthusiast
Awal tahun selalu membawa semangat baru. Banyak dari kita menuliskan sederet resolusi dengan harapan menjalani hidup yang lebih baik, mulai dari "hidup lebih sehat", "rajin berolahraga", hingga "mengurangi konsumsi makanan tidak sehat". Namun, kini di pertengahan tahun 2025, pertanyaannya adalah: Bagaimana kabar resolusi kesehatan kita? Masihkah konsisten dijalankan? Atau justru mulai tenggelam oleh rutinitas padat dan godaan sehari-hari? Mari kita refleksikan bersama di titik tengah tahun ini.
Kesibukan dan godaan memang sering menjadi penghambat utama dalam mewujudkan resolusi. Tapi, tak ada kata terlambat untuk memulai kembali! Bagi kamu yang masih kesulitan mencapai separuh target resolusi kesehatan, simak ulasan sederhana berikut agar tetap bisa "menyelamatkan" sisa misi hingga akhir tahun:
Pola Makan Sehat: Fondasi Kesehatan Jangka Panjang
Pola makan sehat bukan tentang diet ketat atau menghindari makanan enak. Ini
tentang kesadaran memilih apa yang masuk ke tubuh. Makanan yang bergizi seimbang, minim proses, dan kaya nutrisi terbukti membantu:
• Meningkatkan energi harian
• Mencegah risiko penyakit kronis
• Menjaga imunitas dan kualitas hidup secara keseluruhan
Sayangnya, makanan ultra-proses masih mendominasi pasar, menyamar sebagai “pilihan praktis”.
Waspada! Saat Label Produk Bisa Menyesatkan
Sebagai konsumen, membaca label makanan adalah keterampilan penting. Banyak produk terlihat sehat di kemasan, tapi justru tinggi garam, gula, atau aditif di dalamnya.
Beberapa istilah yang perlu diwaspadai:
• Sodium → bentuk lain dari garam
• Maltodextrin → pengganti gula, tapi berefek mirip
• Mononatrium glutamat (MSG) → penguat rasa buatan
• Perisa alami/sintetis → bisa mengandung zat tambahan tersembunyi
Label seringkali tidak transparan sepenuhnya. Karena itu, penting untuk menjadi pembaca label yang cermat.
Kaldu Bubuk di Pasaran: Praktis Tapi Penuh Risiko?
Kaldu bubuk menjadi salah satu bumbu favorit keluarga. Namun, banyak produk di pasaran yang:
• Mengandung garam dalam jumlah tinggi
• Adanya gula tersembunyi
• Mengandalkan MSG dan penguat rasa sintetis
• Ditambah pengawet dan pewarna agar awet dan menarik
Pemakaian rutin bisa berdampak negatif, terutama jika dikonsumsi oleh anak-anak yang masih dalam tahap tumbuh kembang.
Namun, di balik kekhawatiran akan produk makanan seperti kaldu di pasaran yang ternyata tidak sepenuhnya terbuat dari kaldu asli, kini hadir alternatif kaldu bubuk dengan kandungan alami, murni, dan autentik seperti PURA. Jika dibandingkan secara komposisi, kaldu bubuk yang umum beredar di pasaran biasanya didominasi oleh garam, gula, perisa buatan, dan MSG (Monosodium Glutamat). Sementara itu, PURA justru lebih menonjolkan ekstrak bahan utama sesuai variannya. Dengan memadukan rempah-rempah pilihan dan penggunaan garam laut (sea salt) yang dikenal lebih murni dibandingkan garam rafinasi
(olahan), PURA Kaldu menjadi solusi tepat bagi Anda yang ingin memulai hidup sehat melalui perhatian lebih terhadap bahan makanan sehari-hari.