Seiring bertambahnya usia, tubuh menjadi lebih rentan terhadap berbagai risiko kesehatan, termasuk dari hal yang tampaknya sepele, seperti garam. Padahal, jenis dan jumlah garam yang dikonsumsi lansia bisa berdampak langsung pada tekanan darah, fungsi ginjal, hingga jantung.
Sayangnya, tak sedikit yang masih berpikir bahwa “semua garam itu sama”. Padahal tidak. Artikel ini akan membantu Anda mengenali cara memilih garam yang aman untuk lansia, agar tetap bisa menikmati rasa tanpa mengorbankan kesehatan.
Bagi lansia, konsumsi garam berlebih bisa memicu:
Sistem metabolisme lansia tidak seefisien dulu. Karena itu, natrium berlebih lebih sulit dibuang, dan dampaknya bisa lebih cepat terasa.
Apa bedanya?
Garam yang terlalu murni natrium, seperti garam meja biasa, sebaiknya dikurangi penggunaannya pada lansia. Garam alami dengan kandungan mineral tambahan bisa menjadi alternatif yang lebih sehat.
Kalium membantu menyeimbangkan efek natrium dalam tubuh. Fungsinya:
Beberapa garam sehat (termasuk Himalayan Salt) mengandung kalium alami, yang bisa membantu menetralkan efek samping dari natrium berlebih. Tapi untuk lansia dengan gangguan ginjal, kadar kalium tetap perlu dikontrol.
Jangan hanya terpaku pada klaim seperti “alami” atau “tanpa pengawet”. Cek bagian label kandungan dengan teliti:
Semakin pendek dan jelas komposisinya, semakin baik.
Berdasarkan rekomendasi WHO:
Ingat, jumlah ini termasuk dari semua sumber: garam dapur, bumbu instan, makanan kemasan, bahkan camilan ringan.
Untuk kebutuhan lansia yang lebih sensitif terhadap natrium, PURA Himalayan Salt hadir sebagai alternatif yang lebih bijak dan seimbang.
Dengan rasa asin yang lebih lembut, PURA Himalayan Salt memungkinkan penggunaan lebih sedikit, tanpa kehilangan kenikmatan masakan.
Whatsapp: 08175788899
Instagram: puraindonesia
Instagram: purakitchen
Youtube: Pura Kitchen