Membongkar Mitos Kaldu Bubuk: 6 Tanda Anda Memilih Produk 'Real Food'

Semua Kaldu Bubuk Sama? Tunggu Dulu.

Banyak orang mengira semua kaldu bubuk itu sama seperti penuh MSG, garam, dan bahan tambahan. Padahal, tidak semua kaldu instan harus “instan” dalam arti negatif.

Faktanya, ada produk kaldu yang dibuat murni dari bahan alami seperti daging, jamur, atau sayuran, tanpa tambahan penyedap kimia apa pun. Inilah yang disebut kaldu ‘real food’, karena bahan dan prosesnya sama dengan saat Anda membuat kaldu rumahan, hanya saja dalam bentuk bubuk yang lebih praktis.

Melalui artikel ini, kita akan membedah 6 mitos terbesar seputar kaldu bubuk instan dan bagaimana Anda bisa membedakan produk yang benar-benar alami dari yang hanya terlihat “sehat”.

Mitos 1: Semua Kaldu Bubuk Pasti Tinggi MSG

Inilah anggapan paling umum dan paling salah kaprah. Banyak orang menilai rasa gurih = pasti dari MSG. Rasa gurih atau umami alami bisa datang dari bahan-bahan alami seperti jamur, ikan, daging ayam, atau sapi.

Kaldu bubuk murni seperti PURA Kaldu Jamur, Ayam, Sapi atau Salmon mendapatkan cita rasa umami langsung dari ekstrak bahan alami yang dikeringkan, bukan dari penambah rasa sintetis. Rasa gurihnya tidak “menampar lidah”, melainkan terasa lembut, dalam, dan menyatu dengan rasa masakan.

Ciri kaldu tanpa MSG:

• Tidak mencantumkan Monosodium Glutamate (MSG) di daftar bahan.
• Menyebutkan sumber alami umami seperti jamur shiitake, ikan, daging ayam, atau rempah pada label kemasan.
• Rasa gurihnya bertahan alami, bukan seperti bumbu penyedap cepat hilang.

Mitos 2: Kaldu Bubuk Pasti Tinggi Garam dan Gula Berlebih

Banyak produsen menggunakan garam dan gula sebagai ‘filler’, artinya bahan pengisi murah yang membuat rasa langsung kuat, padahal nilai gizinya rendah. Tapi kaldu bubuk murni tidak menjadikan garam sebagai bahan utama, melainkan hanya secukupnya untuk memperkuat rasa alami bahan utamanya.

Contohnya, PURA Kaldu menggunakan Sea Salt alami yang kadar natriumnya lebih seimbang dan mengandung mineral seperti magnesium dan kalium. Bukan sekadar membuat gurih, tapi juga membantu menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.

Tanda kaldu dengan kadar garam seimbang:

• Menggunakan garam laut alami (sea salt), bukan garam meja rafinasi.
• Rasa gurihnya berasal dari bahan utama, bukan dari rasa asin berlebihan.
• Komposisi utama bukan “garam” atau “gula”.

Mitos 3: Kaldu Bubuk Isinya Hanya Tepung dan Pengisi

Coba lihat label kaldu instan di dapur Anda, kalau bahan pertamanya “pati”, “tepung jagung”, atau “maltodekstrin”, itu artinya produk tersebut lebih banyak pengisinya daripada kaldunya sendiri.

Kaldu ‘real food’ seperti PURA menempatkan bahan utama seperti ayam, jamur, ikan salmon, atau daging di posisi pertama daftar komposisi. Artinya, bahan yang paling banyak digunakan adalah bahan alami yang sebenarnya bukan tepung pengencer. Selain lebih bernutrisi, hasilnya juga lebih “jujur” saat dimasak: aromanya lembut alami, bukan menyengat.

Cara mengenali kaldu murni tanpa filler:

• Bahan utama (ayam, ikan, jamur) terletak di urutan pertama komposisi.
• Tidak ada kata filler seperti pati, maltodekstrin, atau pengental.
• Teksturnya cenderung agak kasar, bukan bubuk putih halus seperti tepung.

Mitos 4: Aroma Kuat Instan = Kualitas Terbaik

Aroma tajam yang langsung “menyerang” hidung seringkali dianggap pertanda kaldu bagus. Padahal justru sebaliknya! Aroma yang sangat kuat biasanya berasal dari perisa artifisial atau sintetis, bukan dari bahan alami yang dikeringkan.

Kaldu alami seperti PURA punya aroma yang lembut dan nyata, Anda bisa mencium wangi jamur, daging, atau rempah yang sesungguhnya. Saat dimasak, aromanya baru perlahan keluar, mengikuti reaksi alami panas dan lemak makanan.

Mitos 5: Pasti Menggunakan Pengawet Agar Tahan Lama

Ini juga salah besar. Banyak orang belum tahu bahwa proses pengeringan (dehidrasi) itu sendiri sudah menjadi teknik pengawetan alami sejak zaman dulu.

Selama kadar airnya rendah dan disimpan di wadah tertutup, kaldu bubuk bisa tahan berbulan-bulan tanpa tambahan bahan kimia seperti Natrium Benzoat atau Kalium Sorbat. 

PURA Kaldu dibuat dengan metode low temperature drying, yang menjaga nutrisi tetap utuh tapi tetap awet secara alami. Tidak perlu pengawet sintetis, cukup kemasan kedap udara dan bahan murni berkualitas.

Mitos 6: Kaldu Bubuk Bukanlah 'Real Food'

Banyak yang skeptis: “Kaldu bubuk itu kan makanan olahan, masa bisa dibilang real food?” Padahal, definisi real food bukan ditentukan dari bentuknya, tapi dari isi dan proses pembuatannya. Kalau bahan dasarnya adalah ayam, ikan, sayur, atau jamur yang dikeringkan tanpa bahan tambahan buatan, maka kaldu tersebut 100% real food dalam bentuk praktis.

PURA Kaldu misalnya, tidak memakai MSG, pengawet, perisa, atau filler apa pun. Isinya murni bahan alami, hanya dikeringkan dan digiling supaya lebih mudah dipakai di dapur. Dengan begitu, Anda tetap bisa memasak sehat, cepat, dan alami tanpa mengorbankan rasa.

Tanda kaldu ‘real food’:

• Komposisi bersih: hanya bahan alami & rempah.
• Tidak ada kode aditif (E-xxx).
• Bisa dipakai untuk MPASI, sup, tumisan, taburan, sampai marinasi — aman untuk semua usia.

Sudah Saatnya Beralih ke yang Murni

Kini Anda tahu, tidak semua kaldu bubuk itu sama. Kaldu ‘real food’ adalah jembatan antara praktis dan sehat, modern dan alami.

Dengan memilih produk yang komposisinya bersih, tanpa pengawet dan tanpa MSG, Anda tidak hanya memasak lebih sehat, tapi juga membantu tubuh kembali ke keseimbangan alami yang seharusnya.

PURA Kaldu hadir dalam berbagai varian:

• Kaldu Ayam Kampung– rasa gurih lembut alami
• Kaldu Sapi – kaya cita rasa dan cocok untuk tumisan
• Kaldu Salmon – kaya omega-3, lezat untuk masakan seperti sup dan bubur
• Kaldu Jamur – alternatif nabati, rendah lemak dan kolesterol

Semuanya dibuat dengan bahan nyata, bukan rasa buatan, dan diproses tanpa pengawet.
Karena bagi PURA, “Bring Natural Goodness to your family from early age”

WhatsApp: 08175788899
Instagram: PURAindonesia
Instagram: PURAkitchen
YouTube: PURA Kitchen