Langkah-langkah Pengenalan Tekstur Makanan pada MPASI

Langkah-langkah Pengenalan Tekstur Makanan pada MPASI

Memperkenalkan tekstur makanan yang beragam pada bayi adalah langkah penting dalam proses pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI). Tekstur makanan yang sesuai dengan usia bayi akan membantu perkembangan kemampuan makan dan keterampilan motorik mulutnya. Berikut adalah panduan langkah-langkah pengenalan tekstur makanan pada MPASI berdasarkan usia bayi.

Tahapan Pengenalan Tekstur MPASI Berdasarkan Usia

Berikut ini adalah tahapan pengenalan tekstur MPASI sesuai dengan usia bayi Anda:

1. Usia 6 Bulan: Bubur Lumat

Pada usia 6 bulan, bayi baru mulai bisa memakan makanan yang lembut. Pada tahap ini, tekstur makanan harus sangat lembut dan halus, menyerupai bubur yang dilumatkan. Jenis makanan yang cocok meliputi puree (halus dan kental) dari buah-buahan seperti pisang dan alpukat, serta sayuran seperti wortel dan labu. 

Makanan harus dihaluskan dengan blender atau disaring untuk memastikan tidak ada potongan kasar yang bisa membuat bayi tersedak. Sebagai permulaan, mulailah dengan 2-3 sendok MPASI sekali sehari, kemudian tingkatkan secara bertahap sesuai respon bayi.

2. Usia 7-9 Bulan: Bubur Kental dan Dihaluskan

Saat bayi berusia 7-9 bulan, tekstur makanan bisa sedikit ditingkatkan menjadi bubur yang lebih kental dan tidak sehalus sebelumnya. Pada tahap ini, bayi bisa dikenalkan dengan kentang tumbuk, daging yang sudah dihaluskan, serta buah-buahan dan sayuran yang sedikit lebih halus. 

Makanan dapat dihancurkan dengan garpu atau dihaluskan secara kasar dengan blender. Pada tahap ini, frekuensi makan padat bisa ditingkatkan menjadi 2-3 kali sehari dengan porsi yang sedikit lebih besar dibandingkan tahap sebelumnya. Pengenalan tekstur yang lebih kental membantu bayi mulai belajar mengunyah dan mengembangkan otot-otot mulutnya serta memperkenalkan bayi berbagai rasa yang ada.

MPASI

3. Usia 9-12 Bulan: Tekstur Agak Kasar

Pada usia 9-12 bulan, bayi biasanya sudah mulai memiliki beberapa gigi dan kemampuan mengunyah yang lebih baik. Pada tahap ini, bayi bisa diberikan potongan kecil buah dan sayuran yang dimasak, pasta yang dihaluskan, nasi lembek, serta daging yang dipotong kecil-kecil. 

Makanan dapat dipotong kecil-kecil atau dihancurkan kasar dengan garpu, namun tetap cukup lembut untuk bayi mengunyah. Frekuensi makan pada tahap ini bisa ditingkatkan menjadi 3 kali sehari dengan tambahan 1-2 kali camilan. Memperkenalkan tekstur yang agak kasar membantu bayi belajar mengunyah makanan yang lebih padat dan meningkatkan keterampilan makan mandiri.

4. Usia 12-24 Bulan: Tekstur Kasar

Memasuki usia 12-24 bulan, bayi sudah bisa mengonsumsi makanan keluarga dengan beberapa penyesuaian tekstur untuk memastikan keamanan dan kemudahan makan. Pada tahap ini, bayi bisa diberikan potongan makanan keluarga yang lebih besar, sayuran mentah yang mudah dikunyah seperti timun dan wortel, roti, dan makanan bertekstur lebih kasar. 

Makanan harus disajikan dalam potongan yang sesuai dengan ukuran tangan bayi dan pastikan makanan tidak terlalu keras atau berisiko membuat bayi tersedak. Pada tahap ini, bayi bisa makan makanan utama 3 kali sehari dengan tambahan 2-3 kali camilan sehat. Memperkenalkan tekstur yang kasar membantu bayi mengembangkan keterampilan makan yang lebih baik dan menyesuaikan diri dengan makanan yang dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga.

Kesimpulan

Selalu perhatikan respon bayi terhadap tekstur makanan yang baru. Jika bayi terlihat kesulitan atau menolak, mungkin perlu mencoba tekstur yang lebih halus untuk beberapa waktu sebelum mencoba lagi. Pastikan makanan yang diberikan bervariasi dan seimbang untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Hindari makanan yang bisa menyebabkan tersedak seperti kacang utuh, anggur utuh, dan potongan makanan yang terlalu besar. Perkenalkan tekstur baru secara bertahap dan konsisten untuk membantu bayi beradaptasi dengan baik. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, orang tua dapat membantu bayi mereka mengembangkan keterampilan makan yang baik dan menikmati berbagai jenis makanan seiring pertumbuhan mereka.

Rekomendasi Kaldu MPASI Non MSG Sebagai Variasi Rasa MPASI

Setelah mempelajari langkah-langkah pengenalan tekstur makanan pada MPASI, saatnya Anda mencoba variasi rasa yang lebih aman dan sehat untuk buah hati. Temukan rekomendasi kaldu MPASI non-MSG dari Pura Indonesia yang menawarkan keseimbangan rasa sempurna tanpa pengawet. Jangan lewatkan, berikan yang terbaik untuk tumbuh kembang si kecil dengan kaldu berkualitas dari Pura Indonesia.

 

Whatsapp: 08175788899
Line: puraindonesia
Youtube: Pura Kitchen